Rabu, 11 April 2018

Geliat Olahraga Panahan di Lombok & Sumbawa

Geliat Olahraga Panahan 
di Lombok & Sumbawa

Sejak zaman prasejarah, memanah telah dikenal dan digunakan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup (berburu). Pada masa-masa selanjutnya, memanah dimanfaatkan sebagai alat peperangan yang digunakan oleh pasukan kavaleri, sedangkan masa kini, memanah merupakan salah satu cabang olahraga bergengsi yang diperlombakan dalam even tingkat lokal, regional maupun internasional.
Memanah saat masih digunakan sebagai senjata

Catatan sejarah menunjukkan bahwa memanah (panahan) telah dilakukan sejak zaman paleolitikum, namun busur tertua di dunia ditemukan berasal dari tahun 2800 SM dan berasal dari zaman Yunani kuno. Tak jauh berbeda dari sejarah panahan di dunia, sejarah panahan di Indonesia  jika ditelisik lebih jauh pun akan sangat panjang jika berkaca dari cerita-cerita kuno yang menjadikan seorang kesatria dengan panah sebagai senjata utamanya.
Panahan mulai dipandang sebagai olahraga sejak tahun 1676 atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, sehingga sejak saat itu panahan tidak lagi digunakan sebagai senjata untuk peperangan. Pertandingan resmi panahan pertama kali diselenggarakan tahun 1844 di Inggris di bawah bendera Grand Nasional Archery Society (GNAS).

Secara resmi Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI) dibentuk pada tanggal 12 Juli tahun 1953 oleh inisiatif Paku Alam VIII di Yogyakarta,namun pertandingan resmi panahan di Indonesia sudah di gelar sejak perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 1 pada tahun 1948.
Sejak olahraga panahan mulai dikenal, Indonesia sudah melahirkan atlet-atlet yang membanggakan, sebut saja Donal Pandiangan dan tiga srikandinya : Lilis Handayani, Nurfitriyana Saiman & Kusuma Wardani yang menyumbangkan medali dari cabang panahan pada Olimpiade Seoul 19888, yang terbaru ada Riau Egha, Sri rianti dan Prima Wisnu. Meskipun belum menunjukkan prestasi sampai puncak, atlet-atlet panahan indonesia cukup diperhitungkan di semua level kejuaraan internasional.
Tiga Serangkai Indonesia Olimpiade Seoul 1988

 Di Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri, cabang olahraga panahan sudah agak meredup. Baru 2 tahun terakhir ini mulai bergeliat kembali. Berawal dari kontak-kontakan di facebook dan latihan bersama sebulan sekali, akhirnya terbentuklah beberapa club panahan yang rutin berlatih. Sampai sekarang, terhitung sudah 23 club panahan resmi yang bernaung di bawah PERPANI NTB.

Terhitung sejak desember 2016, tiga kali lomba panahan antar club dilaksanakan. Di Mataram, di Sumbawa Barat dan di Lombok timur. Terakhir, awal September lalu diadakan kejuaraan Panahan Gubernur Cup untuk penjaringan atlet Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) 2019 dan nanti pada pertengahan November akan diadakan Kejuaraan Panahan Bupati Cup Kabupaten Sumbawa Barat. Menurut Wakil Gubernur NTB Bapak H. M. Amin S.H pada saat membuka kejuaraan panahan Gubernur Cup yang lalu, trend olahraga panahan ini akan bisa melahirkan bibit-bibit atlet handal pada waktunya jika didukung secara penuh oleh pemerintah dan pembinaan terus menerus.

Foto Bersama Wakil Gubernur, KaDISPORA NTB, Ketua KONI NTB
dengan Peserta Lomba Panahan Indoor Gubernur Cup 2017

Peserta Lomba Panahan Gubernur Cup 2017
Sumber Foto Dokumentasi Pribadi

Peserta Loma Foto Panahan NTB
Sumber Foto Dokumentasi Pribadi
Untuk terus menghidupkan trend olahraga memanah serta menunjang pembinaan yang berkelanjutan, kami para pegiat panahan di NTB sudah mengikuti training kepelatihan dan perwasitan yang langsung diisi oleh instruktur dari PERPANI Pusat. Walau belum mendapatkan support penuh dari Dinas Pemuda dan Olahraga, bermodal tekad dan semangat  yang kuat ingin mengembangkan panahan di NTB pada khususnya d Lombok berani urunan untuk membiayai kegiatan tersebut.

Peserta Pelatihan Pelatih Dasar, Lanjutan & Perwasitan PERPANI NTB 2017
Sumber Foto Dokumentasi Pribadi
Lombok dengan segudang bibit atlet-atletnya, dimasa depan diharapkan dapat ikut bersumbangsih untuk ikut mengharumkan nama bangsa di kejuaraan-kejuaraan Panahan Lokal, Regional maupun Internasional. (JP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar